Jakarta (Kemenag) — Pendekatan publikasi Kementerian Agama diminta untuk disesuaikan. Ke depan, Kementerian Agama diharapkan tidak hanya fokus pada menjawab beragam isu, tapi juga lebih atraktif dalam publikasi kinerja.
“Kemenag dengan tugas dan fungsi yang beragam harus mulai membuat strategi komunikasi dalam menginformasikan kinerja atau kebijakannya. Jangan hanya tackling issue, tapi sudah saatnya leading issue,” ujar Juru Bicara Kemenag Anna Hasbie saat memberi materi pada Penyusunan Instrumen Pemetaan Isu dan Narasi Keagamaan di Media Sosial di Jakarta, Selasa (31/1/2023).
Kegiatan ini diselenggarakan Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan (BALK) Balitbang Diklat Kemenag.
“Energi kita akan habis hanya untuk memberi klarifikasi. Maka kita perlu kerja cerdas, salah satunya dengan memetakan isu dan membuat narasi positif di media sosial,” sambungnya.
Saat ini, lanjut Anna, Kemenag perlu memetakan isu yang prioritas. Apalagi mulai memasuki tahun politik, isu agama bisa dipelintir dengan dalih politik identitas.
“Kita perlu bersiap-siap memasuki tahun politik, karena isu agama menjadi sangat sensitif. Berbagai kebijakan Kemenag bisa diputarbalikkan menjadi hoaks, misalnya isu haji,” ungkapnya.
Untuk menyederhanakan pemetaan isu, Anna menyarankan untuk menentukan tujuannya terlebih dahulu sehingga selanjutnya dapat menyusun strategi komunikasi. “Kita perlu menggunakan kontra narasi agar masyarakat dapat melihat dari perspektif kita. Oleh karena itu, strategi komunikasi menjadi penting dan media monitoring perlu dilakukan dengan rutin,” imbaunya.
Menanggapai berbagai aplikasi yang bisa digunakan untuk media monitoring, Anna mengatakan tools terbaik adalah tools yang bisa digunakan dan dimaksimalkan. “Kita bisa memaksimalkan tools yang sudah dimiliki dengan pertimbangan manfaat dan kegunaan. Jangan sampai menggunakan tools yang super canggih tapi penggunaannya tidak maksimal,” tandasnya.
“Tools terbaik adalah tools yang bisa kita gunakan dan maksimalkan. Menggunakan dengan maksimal apa yang dimiliki dengan pertimbangan manfaat dan kegunaan,” katanya lagi.
Instrumen Pemetaan Isu
Kepala Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Arfi Hatim menjelaskan urgensi penyusunan instrumen pemetaan isu dan narasi keagamaan khususnya di media sosial. “Pementaan ini diharapkan menghasilkan rekomendasi yang akan ditindaklanjuti oleh unit teknis terkait hingga melahirkan policy paper,” ujarnya.
Arfi menambahkan, pemetaan ini bertujuan untuk menekel isu melalui kontra narasi. “Saya berharap apa yang dilakukan saat ini bisa benar-benar bermanfaat dan dapat digunakan oleh berbagai unsur yang berkepentingan di Kemenag,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Menteri Agama Mahmud Syaltout memaparkan data crawling melalui aplikasi Maltego dan Microsoft Azure. Perangkat tersebut dapat menjaring data percakapan, isu yang ramai diperbincangkan netizen, dan memetakan cluster perbincangan berdasarkan media sosial.
“Dunia digital sangat berkaitan dengan teknis, maka perlu penguatan melalui bimtek penggunaan aplikasi monitoring dan cara menganalisisnya,” ungkapnya.
Kegiatan dihadiri oleh peserta dari Puslitbang BALK, pranata humas Sekretariat Balitbang Diklat, Biro Humas, Data, dan Informasi, serta peneliti dan BRIN. (Diad)