Mewah dan istimewa! Itu kata yang sepadan untuk ikhtiar memahami data dan informasi secara komparatif, komprehensif dan up-to-date.
Ikhtiar dengan banyak hikmah, tentunya. Mata kesadaran diri auto-terpicing. Penilaian objektif dan rasional tegak. Perspektif meluas. Motivasi berprestasi generasi terdongkrak. Sembari terpetik hikmah strategis.
Memahami data dan informasi super jumbonya penghasilan para petinggi perusahaan BUMN, misalnya, dapat melejitkan motivasi berprestasi generasi. Tahun 2020, rerata direktur Pertamina mendapat kompensasi Rp5,61 miliar dan komisaris Rp2,23 miliar per bulan. Tahun 2021, gaji dan tunjangan ditambah bonus per bulan rerata direktur Bank Mandiri Rp3,67 miliar, BRI Rp3,59 miliar, dan BNI Rp1,03 miliar.
Apalagi posisi itu tidak sedikit. Awal 2022, ada 41 perusahaan BUMN dan 51 anak usaha BUMN yang masing-masing memiliki jajaran komisaris dan direksi. Pertanyaan inspiratifnya : bukankah 1000-an lebih posisi strategis itu seharusnya menjadi lahan berkhidmat generasi terbaik umat untuk bangsa?
Dari situ muncul sebentuk pesan berhikmah strategis : “jadilah Direktur, jadilah Komisaris, jadilah Menteri yang menentukan para Direktur dan Komisaris, dan jadilah Presiden yang mengangkat para Menteri, namun jangan lupa untuk terus berkhidmat bagi kejayaan umat dan bangsa!”
Kemudian, memahami data dan informasi adanya ribuan triliun dana pihak ketiga dan donasi yang dihimpun oleh perbankan dan lembaga filantropi umat, termasuk Rp3.159,09 triliun di tiga bank plat merah BUMN papan atas sepanjang 2021, akan membuat kesadaran diri auto-terpicing.
Bukan saja paham bahwa negeri tercinta Indonesia luar biasa kaya-raya, namun lebih penting lagi sadar bahwa kekaya-rayaan luar biasa itu seharusnya dikelola oleh anak-anak umat dan bangsa demi kejayaan Indonesia. Betapapun, hingga saat ini : Indonesia kaya-raya, tapi belum jaya!
Kemudian, memahami data dan informasi gaji pimpinan tertinggi Dompet Dhuafa sebesar Rp40 juta per bulan, misalnya, dapat memperluas perspektif. Bahwa ternyata yang didapatkan rerata direktur Pertamina adalah 140 kali lipatnya, Bank Mandiri 92 kali, BRI 90 kali, dan BNI 26 kali.
Perbandingan serupa terhadap hak keuangan Ketua Baznas, yaitu Rp31,46 juta per bulan, ternyata yang didapatkan oleh rerata komisaris Pertamina adalah 70 kali lipatnya, Bank Mandiri 49 kali, BRI 45 kali, dan BNI 19 kali. Dan jika dibandingkan dengan pendapatan rerata direktur perusahaan BUMN tersebut, akan jauh lebih dahsyat lagi jomplangnya.
Dengan memahami data dan informasi pula, dimungkinkan tegaknya penilaian objektif dan rasional. Khusus terkait informasi mengenaskan bahwa segelintir pimpinan teras ACT konon pernah mendapatkan gaji jumbo hingga Rp250 juta, penilaian saya sederhana saja.
Pertama, informasi mengenaskan itu sungguh memiriskan hati dan logika insani. Dan jika itu benar dilakukan, maka hal itu merupakan kenistaan.
Kedua, informasi mengenaskan itu tidak harus menutupi fakta positif atas serangkaan kerja-kerja kemanusiaan yang telah ditunaikan oleh ribuan karyawan dan relawan ACT. Termasuk di Indonesia, Palestina, dan lebih 40 negara di berbagai belahan dunia.
Ketiga, informasi mengenaskan itu sekali-kali tidak mencerminkan kondisi lembaga filantropi umat lainnya. Bahkan mungkin tidak mencerminkan kondisi ACT sendiri, dengan satu indikasi bahwa segelintir pimpinan teras ACT itu malah digugat secara internal kemudian dilengserkan.
Keempat, yang paling utama, saya tetap percaya integritas dan kredibilitas lembaga filantropi umat. Dompet Dhuafa Republika, LAZIS Muhammadiyah, LAZIS Nahdatul Ulama, WIZ Wahdah Islamiyah, dan lembaga filantropi umat lainya, dipondasi oleh kesadaran akan pentingnya menjaga amanah dan muruwah. Selain itu, kerja-kerja kemanusiaan mereka memang penting dan belum tergantikan.
Kelima, atas kesadaran itu, saya tetap mempercayakan penyaluran zakat, infak dan shadaqah keluarga saya lewat lembaga-lembaga filantropi umat. In sya Allah istiqamah.
Selalu ada hikmah, memang. Wallahu a’lam.
Oleh : AM Iqbal Parewangi
♡ Ketua Majelis Istiqamah ICMI Muda Indonesia
♡ Ketua Badan Kerjasama Parlemen DPD RI 2014-2019
♡ Ketua Pengurus Pusat Keluarga Alumni UGM (KAGAMA) 2005-2009
♡ CEO eLearning Platform GenCendekia