Prof. Dr. Ahmad M Sewang, M.A., Guru Besar UIN Alaudin Makassar, menyatakan bahwa Nabi menjadi pemimpin yang paling sukses di dunia ini karena memiliki modal sosial yang cukup kuat seperti kejujuran. Hal itu disampaikannya dalam diskusi kepemimpinan yang diadakan Dialektika Institute for Culture, Religion and Democracy pada Kamis (21/04/2022).
Menurut Prof. Ahmad Sewang, persatuan umat di masa kenabian terwujud karena Nabi Muhammad SAW sangat mengutamakan pencarian titik temu antara berbagai elemen umat.
“Jika kita perhatikan populasi Umat Islam di Madinah, itu ternyata masih minoritas, yakni sekitar 15 persen. Namun populasi ini makin bertambah karena Nabi sangat menekankan pada penjagaan kohesi sosial di masanya. Misalnya Nabi membuat perjanjian bersama dengan berbagai keturunan Yahudi di Madinah dan ini cukup berhasil membuat penduduk Madinah bersatu, meski di tahap selanjutnya Yahudi berkhianat,” papar Prof, Ahmad M Sewang dalam diskusi tersebut.
Menurut Prof. Ahmad Sewang, umat Islam terpecah karena sudah tidak lagi mendengarkan lagi sabda Nabi yang berbunyi: umatku ibarat sebuah tubuh yang jika salah satunya sakit maka yang lain merasakan sakit. “Lihat misalnya konflik di Yaman, Suriah dan Libia. Mereka ini muslim tapi saling bunuh. Lalu apa pentingnya hadis Nabi menurut merek?,” jelas Prof. Sewang.
Prof. Ahmad Sewang kemudian memberikan beberapa anjuran agar umat Islam dapat bersatu dan bahkan melupakan segala perbedaan yang ada. “Salah satu cara untuk menangkal benih-benih perpecahan itu ialah umat Islam harus melupakan perbedaan-perbedaan pada tataran furu’, dan yang seperti ini jangan sampai diperuncing menjadi perpecahan di kalangan umat,” papar Prof. Sewang.
Anjuran kedua agar umat Islam tidak terpecah belah ialah menghindari berbagai bentuk fanatisme, terutama fanatisme keagamaan. Jika fanatisme ini terus dipupuk, maka akan berdampak buruk dan berakibat pada perpecahan umat.
Simak penjelasan secara lengkapnya dalam video berikut ini: